Selasa, 28 Februari 2012

Belajar Jadi Fiskus (Part 1)

Tak terasa enam kali UTS dan enam kali UAS di kampus tercinta sudah terlewati. Lega rasanya setelah lulus dari semester 6, walaupun dengan IPK yang tidak bisa dibilang rendah, apalagi tinggi. ..hehehe.

Tiba saatnya bagi mahasiswa tingkat 3 untuk menjalani serangkaian prosesi tugas akhir. Tak terkecuali mahasiswa Administrasi Perpajakan seperti saya,  dengan tugas akhir menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang didahului dengan pelaksanaan PKL di KPP Pratama.

Setelah mengikuti pooling lokasi & tema PKL, akhirnya saya memperoleh lokasi di KPP Pratama Kediri dengan tema penagihan pajak. Awalnya KPP Pratama Kediri tidak terdaftar dalam list lokasi PKL di pooling, namun setelah kami (mahasiswa asal Kediri) mengajukan usul ke sekretariat via TPP 2011, akhirnya KPP ini dibuka untuk lokasi PKL.

Untuk PKL spesialisasi pajak tahun 2011, ada 7 tema yang dapat dipilih:

1.      Penagihan
2.      Pelayanan
3.      Pengolahan Data & Informasi
4.      Pajak Penghasilan Orang Pribadi
5.      Pajak Penghasilan Badan
6.      Pajak Penghasilan Pemotongan & Pemungutan
7.      Pajak Pertambahan Nilai

Tidak ada yang lebih sulit ataupun lebih mudah dari ketujuh tema tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.


Masing-masing tema diatas memiliki kuota tertentu. Mekanisme pemilihan tema PKL, terlebih dahulu dimusyawarahkan dengan calon rekan sekantor, kemudian CP yang ditunjuk mengirim email ke perwakilan TPP 2011 yang berisi pilihan tema PKL rekan-rekan sekantornya. Dalam pengiriman email ini, siapa cepat dia dapat. Misalkan si A menginginkan tema pelayanan, namun CP agak terlambat mengirim email ke TPP sehingga kuota untuk tema pelayanan keburu habis, dalam hal seperti ini si A akan dialihkan ke tema selain pelayanan.

Setelah tema dan lokasi PKL fix, tahap selanjutnya adalah penyusunan outline laporan PKL. Outline adalah kerangka dari laporan PKl yang akan dibuat. Setelah mendapat persetujuan dari  dosen pembimbing, outline dicetak rangkap dua, kemudian dikumpulkan ke sekretariat untuk dimintakan tandatangan Kabid Pendidikan Pembantu Akuntan.

Pelaksanaan PKL untuk angkatan kami dimulai 20 Juni s.d. 15 Juli 2011. Hari Jum’at tanggal 17 Juni saya bersama teman yang menjadi CP menyampaikan surat pengantar ke KPP Pratama Kediri. Seharusnya surat tersebut disampaikan kepada Bapak H sebagai Kasubbag Umum, namun saat itu beliau sedang tidak berada di kantor, jadi kami menyampaikan surat tsb kepada Ibu S yang menjabat sebagai Kasi Waskon I. Ibu S menerima surat tsb dan memberitahukan 2  aturan yang berlaku bagi pegawai KPP:

1.      Jam kerja KPP pukul 07.30-17.00, jam istirahat pukul 11.45-13.00 kecuali Jum’at pukul 11.30-13.15
2.      Dresscode:
ü  Senin & Selasa: atasan kemeja putih + bawahan gelap;
ü  Rabu: setelan seragam bertuliskan Direktorat Jendral Pajak (beliau menyebutnya “baju bengkel” karena mirip seragam anak SMK)
ü   Kamis: atasan kemeja bebas+bawahan gelap
ü  Jum’at: atasan batik+bawahan gelap

MINGGU PERTAMA

Akhirnya hari yang kami nanti-nantikan tiba. Hari pertama PKL!!
20 Juni 2011 pukul 07.00 kami bersembilan telah tiba di KPP Pratama Kediri, kami sengaja berangkat lebih awal karena harus menemui Bapak H terlebih dahulu. Pada saat itu suasana KPP masih sepi, baru 2 motor yang terlihat di parkiran, kami belum berani masuk kantor sehingga lebih memilih menunggu di mushola.
Mendekati pukul 07.30, sudah banyak pegawai yang berdatangan, kami  pun bergegas menuju lantai 2 untuk menemui Bapak H di ruangan Subbag Umum.

Setibanya di ruang Subbag Umum, salah seorang pelaksana memberitahu kami bahwa Bapak H masih ada pekerjaan lain, sehingga kami diminta menunggu di ruang rapat. Detik demi detik, menit demi menit kami menunggu di ruang rapat yang dingin itu, namun Bapak H tak kunjung datang. “Sepertinya beliau ini memang super sibuk”, batin kami semua. 

Sambil menunggu kedatangan Bapak H, kami saling bercengkrama membicarakan kondisi di KPP. Banyak hal yang membuat kami bertanya-tanya, namun tak seorangpun dari kami yang dapat memberikan penjelasan karena belum terlalu memahami seluk beluk KPP....

Setelah menunggu kurang lebih 2 jam, Bapak H pun tiba. Beliau memperkenalkan diri, kemudian meminta kami memperkenalkan diri satu per satu, mulai dari nama, alamat, asal SMA, sampai pekerjaan orang tua kami. Beliau juga menjelaskan beberapa aturan yang harus  kami taati selama menjalankan PKL:

ü  Pada saat jam kantor, kami diwajibkan mengenakan nametag (KTM).
ü  Karena belum memiliki seragam bengkel, kami diharuskan memakai atasan putih+bawahan gelap dari Senin-Kamis, kemudian batik pada hari Jum’at.
ü  Khusus hari Jum’at, kami harus tiba di KPP pukul 06.30 dan membawa kaos+training untuk mengikuti senam. Senam ini dilaksanakan secara rutin setiap Jum’at oleh seluruh pegawai KPP. Senam ini bertujuan untuk refreshing setelah 4 hari lamanya kami bekerja.
ü  Absensi setiap harinya dilakukan 2 kali, yakni absen masuk sebelum pukul 07.30 dan absen pulang setelah pukul 17.00.
ü  Kami diminta menjaga sopan santun terhadap seluruh pegawai KPP dan wajib pajak yang datang ke KPP
ü  Kami diminta giat bekerja, dan jangan pernah menolak saat diberi tugas oleh pegawai KPP walaupun itu hanya fotocopy ataupun mengantar dokumen ke lantai 3. Hal ini nantinya akan berpengaruh dalam penilaian (PKL berbobot  4 sks, 2 sks pelaksanaan PKL+2 sks laporan PKL)
ü  Kami diminta menimba ilmu sebanyak-banyaknya selama PKL sebagai bekal untuk bekerja nanti .
ü  Untuk minggu pertama dan kedua, kami akan ditempatkan di seksi yang berhubungan dengan tema PKL kami, dan akan di rolling pada minggu berikutnya.
ü  Rencananya kami akan dikumpulkan seminggu sekali untuk evaluasi bersama.
Kami diantar menuju seksi masing-masing. Khusus saya, minggu pertama dan kedua mendapat jadwal di seksi penagihan sesuai dengan tema saya.

*SEKSI PENAGIHAN*

Saya agak heran saat pertama tiba di seksi penagihan, karena di tempat itu hanya terlihat seorang pegawai yaitu Mbak Y sebagai pelaksana. Ruangan Kasi Penagihan pun kosong. Dalam hati saya bertanya-tanya, “Kemana pegawai yang lain?”

Setelah berkenalan dan ngobrol panjang lebar dengan Mbak Y, barulah saya mengetahui bahwa seksi penagihan di KPP ini terdiri atas seorang Kasi dan 3 orang pelaksana. Selain Mbak Y, masih ada Mas S (jurusita) dan Mbak E (pelaksana). Pada saat itu beliau berdua sedang dinas ke Malang. Sedangkan Kasi Penagihan baru saja di rolling menjadi Kasi Pemeriksaan menggantikan Kasi Pemeriksaan yang telah purna tugas. Sementara ini posisi Kasi Penagihan dirangkap oleh Bapak H sebagai Kasubbag Umum.

Dari mbak Y pula saya punya sedikit gambaran tentang KPP Pratama Kediri:
ü  Lantai 1 terdiri dari seksi pelayanan (TPT di depan dan TUP di belakang).  Di antara seksi pelayanan depan dan belakang terdapat seksi PDI.
ü  Lantai 2, berurutan dari sebelah selatan: Subbag Umum - Seksi Waskon I – Seksi Waskon II – Seksi Penagihan – Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Wilayah kerja KPP Kediri hanya meliputi 3 kecamatan, jadi hanya  memerlukan 2 seksi Waskon.
ü  Lantai 3 terdiri dari Seksi Pemeriksaan dan ruangan para Fungsional Pemeriksa.

Saya menunjukkan outline Laporan PKL kepada Mbak Y, dan menanyakan apakah data-data yang saya butuhkan tersedia di seksi penagihan. Ternyata data-data tersebut dipegang oleh Mas S, sehingga saya harus menunggu sekembalinya beliau dari Malang.

Sampai jam istirahat, tak banyak pekerjaan yang saya lakukan di seksi penagihan. Mbak Y hanya meminta saya untuk membuat notulen rapat, kemudian mencetaknya untuk diserahkan kepada Bapak H. 

Selepas jam istirahat, saya dan teman-teman kembali berkumpul di ruang rapat karena Bapak H memanggil kami. Sesampainya di ruang rapat, selain Bapak H juga ada Ibu A yang menjabat sebagai Kasi PDI sekaligus Pjs.Kasi Pelayanan. Beliau berdua mengubah jadwal penempatan seksi kami. Seminggu pertama kami semua akan ditempatkan di seksi pelayanan. Kebetulan hari itu tepat tanggal 20, sehingga seksi pelayanan sangat sibuk dengan SPT sehingga kami diminta membantu.

*SEKSI PELAYANAN*

Kami dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas 5 orang, ditempatkan di seksi pelayanan depan (TPT), dan sisanya 4 orang ditempatkan di seksi pelayanan belakang (TUP).

Di front office KPP Pratama Kediri terdapat 5 buah loket TPT, sebuah help desk, sebuah loket untuk pelayanan pos, dan sebuah counter pelayanan NPWP.

Petugas help desk saya ibaratkan sebagai “penjaga pintu masuk KPP”, tugasnya antara lain:
ü  Menanyakan keperluan WP yang “terlihat bingung” saat masuk KPP, kemudian mengarahkannya ke tempat/ruangan yang seharusnya.
ü  Lanjutan dari tugas pertama, mengarahkan WP untuk mengambil nomor antrian jika keperluannya mengharuskan ia menuju loket TPT.
ü  Menerima setiap telepon yang masuk, kemudian menyambungkannnya ke seksi terkait (telepon KPP menggunakan sistem PABX dengan nomor ekstensi yang berbeda-beda untuk setiap seksi).
ü  Di samping help desk terdapat kotak-kotak kaca yang berisi berbagai macam formulir. Security juga bertugas membantu WP yang kesulitan mencari formulir.
ü  Di mejanya, petugas help desk menyiapkan beberapa bendel SPT dan SSP untuk WP. Terkadang ada WP yang datang ke KPP hanya untuk meminta formulir SPT/SSP, kemudian dibawa pulang untuk diisi di rumah.

Kebetulan pada saat itu petugas help desk KPP sedang cuti karena sakit. Saya dan teman-teman secara bergantian berjaga di help desk.

Segala pengurusan NPWP, baik itu pembuatan, penghapusan, maupun NPWP dobel dilayani di counter pelayanan NPWP oleh Bapak S dan Mas A. Karena pelayanan NPWP ini cukup rumit, kami para mahasiswa PKL tidak ditugaskan di counter ini.

Seminggu pertama di TPT, kami ditugaskan membuat tanda terima (BPS & LPAD) untuk SPT Tahunan yang diterima melalui drop box. Urutan kerjanya kurang lebih sebagai berikut:

       I.            Seksi pelayanan belakang (TUP) mengirimkan SPT yang telah diberi tanda terima dropbox ke seksi pelayanan depan (TPT). Rata-rata setiap hari kami menerima 2 keranjang penuh SPT dari TUP. Itupun belum termasuk SPT Tahunan yang belum dibuatkan BPS & LPAD karena petugas TPT masih sibuk melayani WP yang berdatangan karena mendekati batas akhir penerimaan SPT Masa.
    II.            Login di SIPMOD dengan menggunakan NIP salah satu petugas TPT. Untuk menu yang dipilih, saya tidak terlalu ingat, tapi yang pasti para petugas TPT akan mengajarkan cara menggunakan menu-menu ini.
 III.            Kode yang tertera di tanda terima drop box nantinya akan menjadi identitas SPT dalam pembuatan BPS & LPAD, jadi kami harus menginput kode ini dengan teliti untuk memastikan nama WP yang tertera di SPT sama dengan yang tertera di database dropbox. Suatu saat, saya kebingungan karena nama di SPT tidak sama dengan yang tertera di database. Setelah saya tanyakan, ternyata tidak ada masalah. Hal itu terjadi karena istri menggunakan NPWP suami.
 IV.            Setelah BPS dan LPAD dicetak, staples BPS dan LPAD tersebut dengan SPT, kemudian kirim ke seksi PDI untuk direkam.

Menjelang sore hari, kami diberi tugas menyortir SPT Masa yang diterima pada hari tersebut. SPT Masa disortir berdasarkan jenis pajaknya, yaitu:

ü  SPT Masa PPh 21
ü  SPT Masa PPh 22
ü  SPT Masa PPh 23
ü  SPT Masa PPh 4(2)
ü  SSP PPh 25
ü  SPT Masa PPN
ü  Surat lain. Biasanya berupa permohonan perubahan data, permohonan pengurangan PBB, atau permohonan pembuatan duplikat SPPT.

Selain disortir, kami juga memisahkan SPT yang menyatakan LB. Namun SPT LB ini sangat jarang ditemukan.Setelah disortir, SPT Masa dikirim ke seksi PDI untuk direkam.

Agar tidak merasa bosan, sesekali kami di rolling antara seksi pelayanan dan dan seksi pelayanan belakang. 

Tugas seksi pelayanan belakang antara lain:
ü  Mencetak SPPT, baik yang asli maupun duplikatnya.
ü  Menerima SPT Tahunan yang disampaikan oleh WP (setelah mendapat tegoran, karena sudah lewat batas penyampaian)
ü  Membuatkan tanda terima dropbox SPT Tahunan dan merekamnya di aplikasi dropbox
ü  Mengirimkan SPT yang telah ditempeli tanda terima dropbox ke seksi pelayanan depan untuk dibuatkan BPS & LPAD.

Hari-hari kami di TPT seksi pelayanan diwarnai suasana kekeluargaan, para petugas TPT sangat telaten mengajari kami, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan kami. Dan yang paling menyenangkan, hampir setiap hari para petugas  TPT menyediakan makanan ringan untuk kami... :-D

MINGGU KEDUA

*SEKSI PENAGIHAN*
Awal minggu kedua, saatnya kami move ke seksi masing-masing. Saya pun move ke seksi penagihan. Orang pertama yang saya cari di seksi penagihan tentu saja Mas S, sang juru sita. Sepertinya dewi fortuna belum berpihak kepada saya, karena Mas S sedang dinas ke Jakarta dan baru kembali pada hari Rabu. Saya berada di seksi penagihan bersama Mbak Y dan Mbak E.

Seperti di awal, saya menganggur di seksi penagihan ini. Mbak E dan Mbak Y tampaknya sedang sibuk mengerjakan sesuatu di komputer masing-masing.

Mbak E memperbolehkan saya memakai komputer Mas S yang ternyata dapat dipakai untuk akses internet. Saat-saat menganggur seperti ini saya manfaatkan untuk mengerjakan laporan PKL. Karena belum memiliki banyak data tentang penagihan, saya hanya mengerjakan bagian teori. Akses internet di komputer Mas S sangat membantu saya mencari referensi penagihan, selain yang telah saya dapat dari kakak tingkat.

Karena di seksi penagihan tidak terlalu banyak pekerjaan, saya seringkali “kabur” ke seksi yang ada pekerjaan, tentu saja setelah meminta izin kepada orang-orang di penagihan. Setiap pagi saya meletakkan tas dan jaket di seksi penagihan, lalu saya tinggalkan dan baru kembali sore hari menjelang pulang. Tapi jika saya sedang ingin mengerjakan laporan PKL, saya baru meninggalkan penagihan setelah jam makan siang.

Seksi favorit saya saat “kabur” adalah seksi ekstensifikasi, karena letaknya yang dekat dengan seksi penagihan dan ada seorang teman saya yang mendapat jadwal di situ. Di seksi ini, saya membantu membubuhkan stempel tanggal dan nama pegawai pada SPOP dan LSPOP. Karena ada beberapa dokumen yang perlu digandakan, saya juga belajar cara menggunakan mesin fotocopy yang terdapat di ruangan Subbag Umum.

Jika di eksten tidak ada pekerjaan, saya kabur ke seksi pelayanan. Kadang ke depan, kadang ke belakang. Namun saya lebih sering berada di pelayanan depan.

Di seksi pelayanan depan, selain melakukan pekerjaan yang telah saya ceritakan sebelumnya, saya dan teman-teman mulai diajari cara menerima WP.

Keperluan WP yang datang ke loket TPT biasanya untuk:
1)      Lapor SPT
Ø  Login ke SIPMOD dengan NIP petugas TPT
Ø  Masuk ke “menu TPT per NPWP”
Ø  Input NPWP yang tertera pada SPT tersebut
Ø  Akan ada list kewajiban perpajakan WP tersebut, kita masuk ke menu sesuai jenis SPT yang dilaporkan, apakah itu SPT Masa PPh 21, 22, 23, 4(2), SSP PPh pasal 25, atau PPN.
Ø  Input pajak terutang dan kredit pajak dengan benar, agar muncul pernyataan apakah SPT tersebut KB, LB, atau nihil.
Ø  Setelah selesai merekam data SPT, pilih menu “cetak tanda terima”
Ø  Bubuhkan sempel dan tandatangan pada BPS & LPAD
Ø  Sobek BPS dan LPAD yang masih menyatu. Serahkan BPS kepada WP, satukan LPAD dengan SPT yang dilaporkan.
Ø  Jika ada WP yang datang tanpa membawa SPT, melainkan CD/flashdisk, caranya hampir sama, namun melalui menu loader e-spt.
2)      Mengajukan permohonan pembuatan duplikat SPPT
Ø  Pada transaksi jual beli tanah/bangunan, biasanya notaris meminta duplikat SPPT agar dapat dibuatkan sertifikat tanah, sehingga WP harus mengurusnya di KPP.
Ø  Syarat permohonan duplikat SPPT adalah: formulir permohonan yang telah diisi lengkap, bukti pelunasan PBB tahun ini dan tahun lalu, serta fotocopy KTP. Misalkan duplikat SPPT yang diminta adalah SPPT tahun 2011, maka bukti pelunasan yang harus disiapkan adalah bukti pelunasan tahun 2010 dan 2011.
Ø  Petugas TPT membuatkan BPS & LPAD melalui menu “penerimaan surat wajib pajak”
Ø  Jika semua syarat telah dilengkapi, duplikat SPPT dapat diambil pada hari kerja berikutnya.

3)      Mengajukan permohonan pengurangan PBB
  1. WP mengisi formilir permohonan pengurangan PBB, kemudian petugas TPT akan mengarahkan WP ke Account Representative untuk tindakan lebih lanjut.
  2. Suatu saat pernah ada 2 orang WP yang berkunjung ke KPP untuk mengajukan permohonan PBB. Keduanya telah berusia lanjut, mungkin seusia nenek saya. Saat diminta menemui Account Representative di Waskon lantai 2, hanya seorang WP yang naik. Seorang lainnya memilih menunggu di bawah karena sudah tidak kuat naik tangga. Saya hanya bertanya dalam hati, “Kemanakah anak-anak/keluarganya, sehingga WP berusia lanjut seperti itu harus mengurus PBB sendiri?”
Tempat kabur berikutnya adalah seksi PDI. Di seksi ini, saya dan teman2 bertugas sebagai AR.. Bukan Account Representative, melainkan Ahli Rekam :-D

Tiap harinya kami merekam ratusan SPT yang dikirimkan oleh seksi pelayanan. Karena jumlah komputer di seksi PDI terbatas, kami berpencar mencari komputer yang tidak dipakai di seluruh seksi, tentunya setelah mengantongi NIP pegawai seksi PDI untuk login ke SIPMOD. 

Pekerjaan merekam SPT sebenarnya tidak sulit, namun sangat mendetail sehingga memerlukan waktu agak lama. Beberapa jenis SPT yang kami rekam di seksi PDI:

a)      SPT Masa PPh Pasal 21
b)      SPT Masa PPh Pasal 22
c)      SPT Masa PPh Pasal 23
d)     SPT Masa PPh Pasal 4 (2)
e)      SPT Masa PPN
f)       SPT Tahunan PPh OP form 1770 SS
g)      SPT Tahunan PPh OP form 1770 S
h)      SPT Tahunan PPh OP form 1770
i)        SPT Tahunan PPh Badan (1771)

Kami sudah mencoba merekam semua jenis SPT di atas. Mulai dari 1770SS yang selesai dalam semenit per SPT, hingga SPT 1771 yang belum tentu selesai dalam setengah jam… 

Part 2 >>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar