Veni Vidi Vici
Kita Datang, Kita Bertanding, dan Kita Menang
Selasa, 27 November 2012
Jumat, 16 November 2012
Tuhan Sungguh Baik
Di sebuah sekolah negeri, seorang guru bertanya pada muridnya, "Siapakah Tuhan itu ?"
Pertanyaan pertama ditujukan kepada muridnya yg bernama Mahfud, lalu Mahfud menjawab bahwa Tuhan itu adalah hakim yang mengadili orang jahat karena bapaknya Mahfud seorang hakim.
Lalu guru bertanya kepada Boyke. Jawab Boyke, Tuhan itu seperti dokter yang bisa menyembuhkan segala penyakit, karena bapaknya Boyke adalah seorang dokter.
Selanjutnya guru bertanya kepada Anthoni, siapa Tuhan? Anthoni berkata bahwa Tuhan adalah yang bisa memberikan segalanya ketika kita meminta kepadaNYA. Bapaknya Anthoni adalah konglomerat yang selalu menuruti keinginan anaknya.
Semua anak ditanya dan jawabnya adalah perspektif mereka terhadap pekerjaan bapaknya di dunia.
Tibalah giliran Ujang yang ditanya oleh guru. Guru tahu bahwa Ujang tidak semapan teman-temannya yang hidupnya berkecukupan. Kepala Ujang menunduk kebawah, tidak berani menatap gurunya.
Sang guru lalu bertanya pada Ujang, siapakah Tuhan itu? Dengan suara pelan Ujang menjawab bahwa Tuhan itu seperti seorang "pemulung".
Kelas menjadi ricuh & ribut dengan jawaban Ujang, bagaimana bisa Tuhan itu seperti "pemulung".
Lalu guru pun bertanya, kenapa Ujang bilang kalau Tuhan itu "pemulung"?
Lalu Ujang menjawab dengan menengadahkan mukanya, Ujang berkata bahwa seorang pemulung mengambil barang-barang yang tidak berguna & mengumpulkannya, membersihkannya sehingga menjadi berguna. Bapak saya juga memungut saya dari jalanan & membawa pulang saya kerumahnya, saya diasuhnya, disekolahkan, dididiknya agar menjadi berguna. Jika bapak tidak mengambil saya, entah jadi apakah nasib saya sekarang dijalan.
Demikianlah Tuhan menjadi seperti seorang "pemulung" yang mengambil yang tidak berguna menjadi berguna.
Semua kelas terdiam dan tanpa terasa sang guru meneteskan airmata.
Lalu dipeluknya Ujang dengan erat sambil menangis terharu.
by Unknown
Mari kita bersama2 merenungkan kebaikan Tuhan dlm hidup kita. Tuhan sungguh BAIK.
Pertanyaan pertama ditujukan kepada muridnya yg bernama Mahfud, lalu Mahfud menjawab bahwa Tuhan itu adalah hakim yang mengadili orang jahat karena bapaknya Mahfud seorang hakim.
Lalu guru bertanya kepada Boyke. Jawab Boyke, Tuhan itu seperti dokter yang bisa menyembuhkan segala penyakit, karena bapaknya Boyke adalah seorang dokter.
Selanjutnya guru bertanya kepada Anthoni, siapa Tuhan? Anthoni berkata bahwa Tuhan adalah yang bisa memberikan segalanya ketika kita meminta kepadaNYA. Bapaknya Anthoni adalah konglomerat yang selalu menuruti keinginan anaknya.
Semua anak ditanya dan jawabnya adalah perspektif mereka terhadap pekerjaan bapaknya di dunia.
Tibalah giliran Ujang yang ditanya oleh guru. Guru tahu bahwa Ujang tidak semapan teman-temannya yang hidupnya berkecukupan. Kepala Ujang menunduk kebawah, tidak berani menatap gurunya.
Sang guru lalu bertanya pada Ujang, siapakah Tuhan itu? Dengan suara pelan Ujang menjawab bahwa Tuhan itu seperti seorang "pemulung".
Kelas menjadi ricuh & ribut dengan jawaban Ujang, bagaimana bisa Tuhan itu seperti "pemulung".
Lalu guru pun bertanya, kenapa Ujang bilang kalau Tuhan itu "pemulung"?
Lalu Ujang menjawab dengan menengadahkan mukanya, Ujang berkata bahwa seorang pemulung mengambil barang-barang yang tidak berguna & mengumpulkannya, membersihkannya sehingga menjadi berguna. Bapak saya juga memungut saya dari jalanan & membawa pulang saya kerumahnya, saya diasuhnya, disekolahkan, dididiknya agar menjadi berguna. Jika bapak tidak mengambil saya, entah jadi apakah nasib saya sekarang dijalan.
Demikianlah Tuhan menjadi seperti seorang "pemulung" yang mengambil yang tidak berguna menjadi berguna.
Semua kelas terdiam dan tanpa terasa sang guru meneteskan airmata.
Lalu dipeluknya Ujang dengan erat sambil menangis terharu.
by Unknown
Mari kita bersama2 merenungkan kebaikan Tuhan dlm hidup kita. Tuhan sungguh BAIK.
Doa Seorang Sahabat
Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak
hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang
ke sebuah pulau kecil yang gersang.
Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.
Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.
Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.
Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki kedua tetap saja tidak ada apa-apanya.
Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya.
Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.
Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?"
"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini.
"Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa."
"Kau salah!" suara itu membentak membahana.
"Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa? Doa itulah yang Ku-kabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."
"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu.
"Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?"
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"
***
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain?
Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita.
Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai seseorang atau sesuatu hanya dari yang terlihat saja :)
by Unknown
Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.
Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.
Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.
Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki kedua tetap saja tidak ada apa-apanya.
Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya.
Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.
Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?"
"Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini.
"Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa."
"Kau salah!" suara itu membentak membahana.
"Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa? Doa itulah yang Ku-kabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."
"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu.
"Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?"
"Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"
***
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain?
Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita.
Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, dan janganlah menilai seseorang atau sesuatu hanya dari yang terlihat saja :)
by Unknown
Dua Orang Pemancing
Diceritakan tentang sebuah kejadian yang dialami dua orang pemancing
yang sama-sama hebat, berinisial A dan B. Kedua pemancing itu selalu
mendapatkan banyak ikan.
Pernah kedua pemancing tersebut didatangi oleh 10 pemancing lain ketika memancing di sebuah danau. Seperti biasa, kedua pemancing itu mendapatkan cukup banyak ikan. Sedangkan 10 pemancing lainnya hanya bisa gigit jari, karena tak satupun ikan menghampiri kail mereka.
Ke sepuluh pemancing amatir itu ingin sekali belajar cara memancing kepada kedua pemancing hebat tersebut. Tetapi keinginan mereka tidak direspon oleh pemancing berinisial A. Sebaliknya, pemancing berinisial A tersebut menunjukkan sikap kurang senang dan terganggu oleh kehadiran pemancing-pemancing amatir itu.
Tetapi pemancing berinisial B menunjukkan sikap yang berbeda. Ia bersedia menjelaskan tehnik memancing yang baik kepada ke-10 pemancing lainnya, dengan syarat masing-masing diantara mereka harus memberikan seekor ikan kepada B sebagai bonus jika masing-masing diantara mereka mendapatkan 10 ekor ikan. Tetapi jika jumlah ikan tangkapan masing-masing diantara mereka kurang dari 10, maka mereka tidak perlu memberikan apapun.
Persyaratan tersebut disetujui, dan mereka dengan cepat belajar tehnik memancing kepada B. Dalam waktu dua jam, masing-masing diantara pemancing itu mendapatkan sedikitnya sebakul ikan. Otomatis si B mendapatkan banyak keuntungan.
Disamping mendapatkan `bonus’ ikan dari masing-masing pemancing bimbingannya, si B juga mendapatkan 10 orang teman baru.
Sementara pemancing A, yang pelit membagi ilmu, tidak mendapatkan keuntungan sebesar keuntungan yang didapatkan oleh Si B.
~~~
Kisah di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan akan jauh lebih bermanfaat bila diamalkan.
“Hanya dengan cara kita mengembangkan orang lain yang membuat kita berhasil selamanya”, kata Harvey S. Fire Stone.
Karena tindakan tersebut disamping menjadikan kita lebih menguasai ilmu pengetahuan, kita juga mendapatkan keuntungan dari segi finansial, pengembangan hubungan sosial, dan lain sebagainya.
“Jika Anda membantu lebih banyak orang untuk mencapai impiannya, impian Anda akan tercapai,” imbuh Zig Ziglar, seorang motivator ternama di Amerika Serikat.
Bentuk pemberian tak harus berupa uang, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, melainkan juga dalam bentuk kasih sayang, perhatian, loyalitas, motivasi, bimbingan dan lain sebagainya semampu yang dapat kita berikan.
“Make yourself necessary to somebody. – Jadikan dirimu berarti bagi orang lain,” kata Ralph Waldo Emerson.
Kebiasaan memberi tak hanya memudahkan kita memperluas jalinan hubungan sosial, tetapi juga membangun optimisme karena merasa kehidupan kita lebih berarti.
by Unknown
Pernah kedua pemancing tersebut didatangi oleh 10 pemancing lain ketika memancing di sebuah danau. Seperti biasa, kedua pemancing itu mendapatkan cukup banyak ikan. Sedangkan 10 pemancing lainnya hanya bisa gigit jari, karena tak satupun ikan menghampiri kail mereka.
Ke sepuluh pemancing amatir itu ingin sekali belajar cara memancing kepada kedua pemancing hebat tersebut. Tetapi keinginan mereka tidak direspon oleh pemancing berinisial A. Sebaliknya, pemancing berinisial A tersebut menunjukkan sikap kurang senang dan terganggu oleh kehadiran pemancing-pemancing amatir itu.
Tetapi pemancing berinisial B menunjukkan sikap yang berbeda. Ia bersedia menjelaskan tehnik memancing yang baik kepada ke-10 pemancing lainnya, dengan syarat masing-masing diantara mereka harus memberikan seekor ikan kepada B sebagai bonus jika masing-masing diantara mereka mendapatkan 10 ekor ikan. Tetapi jika jumlah ikan tangkapan masing-masing diantara mereka kurang dari 10, maka mereka tidak perlu memberikan apapun.
Persyaratan tersebut disetujui, dan mereka dengan cepat belajar tehnik memancing kepada B. Dalam waktu dua jam, masing-masing diantara pemancing itu mendapatkan sedikitnya sebakul ikan. Otomatis si B mendapatkan banyak keuntungan.
Disamping mendapatkan `bonus’ ikan dari masing-masing pemancing bimbingannya, si B juga mendapatkan 10 orang teman baru.
Sementara pemancing A, yang pelit membagi ilmu, tidak mendapatkan keuntungan sebesar keuntungan yang didapatkan oleh Si B.
~~~
Kisah di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan akan jauh lebih bermanfaat bila diamalkan.
“Hanya dengan cara kita mengembangkan orang lain yang membuat kita berhasil selamanya”, kata Harvey S. Fire Stone.
Karena tindakan tersebut disamping menjadikan kita lebih menguasai ilmu pengetahuan, kita juga mendapatkan keuntungan dari segi finansial, pengembangan hubungan sosial, dan lain sebagainya.
“Jika Anda membantu lebih banyak orang untuk mencapai impiannya, impian Anda akan tercapai,” imbuh Zig Ziglar, seorang motivator ternama di Amerika Serikat.
Bentuk pemberian tak harus berupa uang, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, melainkan juga dalam bentuk kasih sayang, perhatian, loyalitas, motivasi, bimbingan dan lain sebagainya semampu yang dapat kita berikan.
“Make yourself necessary to somebody. – Jadikan dirimu berarti bagi orang lain,” kata Ralph Waldo Emerson.
Kebiasaan memberi tak hanya memudahkan kita memperluas jalinan hubungan sosial, tetapi juga membangun optimisme karena merasa kehidupan kita lebih berarti.
by Unknown
Minggu, 01 April 2012
Eliminasi Huruf
Abjad yang digunakan di dalam bahasa Indonesia berjumlah 26.
Ke-26 abjad tersebut rasanya masih terlalu banyak, dan lagipula ada beberapa abjad yang jarang sekali digunakan.
Oleh karena itu mari kita sederhanakan abjad-abjad tersebut dan menyesuaikan dengan kata-kata yang kita gunakan.
Pertama-tama, huruf X, kita ganti dengan gabungan huruf K dan S.
Kebetulan hampir tidak ada kata dalam bahasa Indonesia asli yang
menggunakan huruf ini, kebanyakan
merupakan kata serapan dari bahasa
asing. Misalnya taxi menjadi taksi,
maximal menjadi maksimal, dst.
Ke-26 abjad tersebut rasanya masih terlalu banyak, dan lagipula ada beberapa abjad yang jarang sekali digunakan.
Oleh karena itu mari kita sederhanakan abjad-abjad tersebut dan menyesuaikan dengan kata-kata yang kita gunakan.
Pertama-tama, huruf X, kita ganti dengan gabungan huruf K dan S.
Kebetulan hampir tidak ada kata dalam bahasa Indonesia asli yang
menggunakan huruf ini, kebanyakan
merupakan kata serapan dari bahasa
asing. Misalnya taxi menjadi taksi,
maximal menjadi maksimal, dst.
Salah Kirim Email
Sepasang suami isteri setengah baya yang sama-sama dari kalangan profesional merasa penat dengan kesibukan di ibukota.
Mereka memutuskan untuk berlibur di Bali. Mereka akan menempati kembali kamar hotel yang sama dengan ketika mereka berhoneymoon saat menikah 20 tahun yang lalu. Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu dan isterinya baru menyusul keesokan harinya.
Setelah check in di hotel Bali, sang suami mendapati pesawat komputer yang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya.
Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isterinya di kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta. Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia tetap mengirimkan e-mail tersebut.
Mereka memutuskan untuk berlibur di Bali. Mereka akan menempati kembali kamar hotel yang sama dengan ketika mereka berhoneymoon saat menikah 20 tahun yang lalu. Karena kesibukannya, sang suami harus terbang lebih dahulu dan isterinya baru menyusul keesokan harinya.
Setelah check in di hotel Bali, sang suami mendapati pesawat komputer yang tersambung ke internet telah terpasang di kamarnya.
Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada isterinya di kantornya di Jalan Sudirman, Jakarta. Celakanya, ia salah mengetik alamat e-mail isterinya dan tanpa menyadari kesalahannya ia tetap mengirimkan e-mail tersebut.
Selasa, 28 Februari 2012
Belajar Jadi Fiskus (Part 2)
MINGGU KETIGA
Minggu kedua di seksi penagihan, saya ingin fokus di seksi ini untuk mendapatkan data laporan PKL.
Pada saat itu Mas S telah kembali dari Jakarta. Mumpung beliau tidak dinas ke luar kota, saya segera meminta data-data yang saya perlukan. Kata Mas S, semua data yang saya perlukan tersedia, namun beliau tidak ingat dimana letaknya, sehingga saya diminta mencari sendiri.
Daripada pusing mencari data di kantor, saya copy saja seluruh folder di komputer Mas S, untuk selanjutnya saya sortir di rumah. Kurang lebih 2 GB file kerja sang jurusita berhasil saya copy. Kekurangannya saya minta di mas H yang menjabat sebagai OC di seksi PDI. OC pasti memiliki data2 lengkap.
Hari ketiga, saya diberi tugas oleh Mas S. Saya dosodori setumpuk surat paksa yang telah beliau tandatangani. Saya diminta meng-update status penagihan di database SIPMOD, berdasarkan surat paksa tsb. Langkah kerjanya kurang lebih sebagai berikut:
Langganan:
Postingan (Atom)